[KBR|Warita Desa] Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem akan terus berlangsung hingga pertengahan Februari 2020.
Artinya, sampai beberapa pekan ke depan berbagai wilayah Indonesia belum terbebas dari potensi bencana banjir.
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) lantas mengajak warga untuk melakukan sejumlah langkah persiapan.
"Ada hal-hal yang bisa kita antisipasi untuk menyelamatkan diri kita atau meminimalisir risiko banjir," ujar Sekretaris MPBI Avianto Amri dalam talkshow Ruang Publik KBR, Senin (6/1/2019).
Avianto menegaskan, langkah antisipasi itu bisa dimulai dengan menyiapkan 'tas siaga bencana'.
'Tas siaga bencana' adalah tas berisi surat-surat penting dan barang kebutuhan dasar, yang bisa langsung dibawa evakuasi ketika terjadi bencana. Tas itu bisa diisi dengan:
Makanan instan/makanan kering;Air minum;Obat-obatan;Senter dan baterai cadangan;Lilin dan korak api;Pakaian cadangan, pembalut wanita, popok bayi, dan sebagainya;Jas hujan, payung;Dokumen penting seperti Akte Kelahiran, KTP, KK, ijazah, dan sebagainya;Barang-barang lain sesuai kebutuhan.
Selain 'tas siaga bencana', Avianto menyarankan masyarakat agar menyiapkan tempat menyelamatkan diri sejak awal.
"Sebelum musim hujan datang, kita harus mengetahui kalau mau evakuasi kita mau kemana, apakah ke mesjid, sekolah, atau rumah saudara, dan lain-lainnya," jelas Avianto.
"Nomor telepon darurat juga kita harus tahu, (nomor telepon) ambulans 118, SAR 115, nomor-nomor itu krusial, apalagi pada saat kejadian bencana," lanjutnya.
Keluarga Siaga Bencana
Tika Savitri, project manager dari organisasi pendidikan siaga bencana Predikt, menambahkan langkah antisipasi banjir juga perlu dilakukan di tingkat keluarga.
Tika menegaskan, keluarga perlu tahu hal-hal apa saja yang harus dilakukan saat terjadi bencana banjir, seperti mematikan sekring listrik rumah, menghindari berjalan dekat saluran air, sampai berbagi tugas evakuasi.
"Jadi ketika air makin naik, mama nyelametin apa, saya nyelametin apa, yang harus didahulukan siapa, jadi sudah bagi-bagi tugas," jelas Tika di talkshow Ruang Publik KBR, Senin (6/1/2020).
"Kita perlu lebih terorganisir lagi, lebih terkoordinasi, bahwa kesiapsiagaan itu bukan hanya individu saja, tapi juga dari keluarga, komunitas, RT, RW, itu sudah harus terstruktur," ujar Tika.
Langkah antisipasi bencana bisa dipelajari lebih lanjut dari berbagai sumber di internet dan media sosial. Salah satunya bisa dilihat di Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana BNPB.
Oleh : Adhi Ahdiat
Editor: Agus Luqman
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR68H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR68H