[Solider|Warita Desa] Inovasi anak bangsa dalam menciptakan alat bantu bagi orang dengan difabilitas terus bermunculan. Sebuah inovasi baru muncul dari Hadian Dzakia Rangga, Mahasiswa Jurusan Informatika, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Rangga nama panggilan mahasiswa itu, menciptakan aplikasi untuk memudahkan awam mengenal, belajar dan paham bahasa isyarat.
Kamus Sibi & Bisindo, adalah aplikasi (Apl) tersebut. Apl tersebut mengakomodir dua jenis bahasa isyarat yang berkembang di Indonesia, yakni SIBI (Sistim Isyarat Bahasa Indonesia) yang dipergunakan di Sekolah Luar Biasa (SLB), dan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) yang digunakan dan dikembangkan komunitas tuli di berbagai wilayah. Pada masing-masing jenis bahasa isyarat terdapat dua menu, yakni kamus dan terjemahan. Tiap-tiap menu, awam bisa memilih tahapan belajar bahasa isyarat (huruf, kata, atau kalimat).
Kepada Solider, Selasa (17/12) Rangga memaparkan alasan penciptaan aplikasi. Berawal dari pencarian judul skripsi, dia mengawali paparannya. “Saya ingin membuat skripsi atau penelitian yang tidak hanya membuahkan gelar sarjana saja. Lebih dari itu, saya ingin menyumbangkan ilmu yang saya dapat untuk kemanfaatan orang banyak,” terangnya.
Lanjutnya, judul skripsi diperoleh dari rekan sesama jurusan bernama Yofyta Deri, atas rekomendasi Dr. Awang Hendriyanto sebagai dosen pembimbing. Rekomendasi dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Yovita. Dengan tujuan aplikasi dapat lebih dikembangkan. Jika aplikasi sebelumnya masih berbasis web, oleh Rangga dikembangkan dengan platform berbasis android.
Harapan positif
Terdapat beberapa harapan Rangga atas karya aplikasinya. Pertama, dapat membantu masyarakat awam berkomunikasi (menyampaikan dan memahami) bahasa isyarat. Kedua, awam mudah belajar bahasa isyarat melalui fitur android dengan teknologi speech recognition. Ketiga, menghitung akurasi terjemahan bahasa isyarat dan efektifitas pengubahan speech to text ke dalam video dengan memanfaatkan Google Speech API. Keempat, implementasi google speech API pada fitur android dalam menerjemahkan suara ke teks dan menampilkan bahasa isyarat melalui video.
Selain terdapat beberapa manfaat bagi awam, aplikasi tersebut juga dia harapkan dapat membantu tuli berbahasa Indonesia baik dan benar, dengan media pembelajaran bahasa isyarat SIBI maupun BISINDO.
Adapun Dosen Pengarah juga Penguji Heru Cahya Rustamaji usai menguji menyampaikan apresiasi atas karya penciptaan mahasiswanya. “Over all, karya Rangga bagus! Meski ada beberapa bug, terdapat beberapa kata yang tidak bisa keluar alias macet. Tugas Rangga selanjutnya memperbaiki sehinga Apl segera dapat dimanfaatkan. Dan dengan karya tersebut Rangga dinyatakan lulus dengan nilai A,” terang Heru (18/11).
Berbicara (verbal) ialah cara bekomunikasi bagi orang-orang mendengar (hearing person). Berbeda dengan orang-orang yang tidak mendengar atau tuli (hearing lost). Berbahasa isyarat, ialah cara bagi mereka berkomunikasi (menyampaikan dan menerima pesan). Perbedaan yang ada butuh diapresiasi dengan cara awam tahu dan paham bahasa tuli, demikian pula sebaliknya.
“Dengan aplikasi yang mudah digunakan, semoga lebih banyak awam paham berbahasa isyarat. Dengan demikian komunikasi antara tuli dengan orang mendengar menjadi lancar,” ujar Heru menutup perbincangan dengan Solider.
Reporter: Haera Nining Wijaya
Editor : Ajiwan Arief
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR68H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR68H