[KBR|Warita Desa] Jumlah penderita stroke di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), peningkatan itu terjadi di hampir seluruh provinsi, dari Sumatra sampai Papua.
Di tahun 2013 rata-rata prevalensi stroke nasional adalah 7 permil. Tapi di tahun 2018, rata-ratanya sudah naik menjadi 10 permil.
Kemenkes menyebut penyakit stroke ini terkait dengan penyakit jantung koroner, diabetes, pola makan yang tidak sehat, obesitas, konsumsi rokok, serta alkohol.
Gejala Stroke: Senyum Tidak Simetris sampai Pusing
Menurut penjelasan World Health Organization (WHO), stroke adalah kondisi terganggunya pasokan darah ke otak. Kondisi ini umumnya terjadi karena ada pembuluh darah yang pecah atau tersumbat.
Efek stroke pun bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terluka. Dalam banyak kasus serangan stroke bisa menyebabkan kesulitan bicara, kelumpuhan anggota tubuh, bahkan sampai kematian.
Kemenkes memaparkan gejala stroke itu meliputi:
Senyum tidak simetris atau moncong ke satu sisi;Tersedak, sulit menelan atau sulit minum secara tiba-tiba;Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan;Tiba-tiba tidak bisa bicara, kata-katanya sulit dimengerti, bicara tidak nyambung;Kebas dan kesemutan separuh badan;Tiba-tiba rabun, pandangan satu mata kabur;Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya;Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar dan sulit koordinasi gerakan.
"Bila gejala tersebut muncul, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Jangan sampai melebihi periode 4,5 jam pasca terserang stroke," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie di situs resminya, Senin (28/10/2019).
Stroke Bisa Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat
Bukan hanya di Indonesia, penyakit stroke juga merupakan ancaman serius bagi masyarakat global. Menurut World Stroke Organization (WSO), saat ini satu dari empat orang di seluruh dunia berisiko terserang stroke.
Karenanya, bertepatan dengan Hari Stroke Sedunia yang diperingati tiap 29 Oktober, WSO mengajak masyarakat global untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap stroke.
WSO menjelaskan ada 10 langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan stroke, yaitu:
Olahraga selama setengah jam tiap hari, lima hari per minggu;Diet sehat, perbanyak konsumsi buah dan sayur, kurangi makan daging;Berhenti merokok, 1 dari 10 kasus stroke terkait dengan asap rokok;Berhenti atau mengurangi minum alkohol, maksimal 1-2 gelas per hari;Penderita diabetes sangat berisiko terkena stroke, dianjurkan konsultasi rutin dengan dokter;Hindari depresi dan stress, 1 dari 6 kasus stroke terkait dengan kesehatan jiwa;Kontrol tekanan darah dengan pola makan sehat atau pengobatan medis, 50 persen kasus stroke terkait tekanan darah tinggi;Kontrol kolesterol dengan pola makan sehat dan olahraga teratur, 1 dari 4 kasus stroke terkait kolesterol tinggi;Kontrol berat badan dengan pola makan sehat dan olahraga, 1 dari 4 kasus stroke terkait obesitas atau kelebihan berat badan;Cek kesehatan jantung, orang-orang dengan atrial fibrillation (detak jantung tidak teratur) 5 kali lebih berisiko terkena stroke, dianjurkan konsultasi rutin dengan dokter.
Oleh : Adi Ahdiat
Editor: Agus Luqman
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR68H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR68H