[KBR|Warita Desa] Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banyak daerah di Indonesia belum siaga tsunami. Hal itu diungkapkan Kepala BNPB Doni Monardo dalam acara peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2019 di Pangkalpinang, Kep. Bangka Belitung, Jumat (11/10/2019).
"Saat ini masih banyak daerah yang belum mendapatkan bantuan sensor gempa dan tsunami. Karena wilayah pantai Indonesia yang sangat panjang atau sekitar 190 ribu kilo meter, jadi tidak mungkin semua pantai mendapatkan fasilitas sensor tsunami," kata Kepala BNPB Doni Monardo seperti dilansir Antara, Jumat (11/10/2019).
29 Sensor Tsunami Tidak Berfungsi
Menurut Doni, Indonesia memiliki 29 sensor pendeteksi tsunami dan gempa. Namun, alat mitigasi bencana itu tidak berfungsi karena tidak dijaga dengan baik.
"Peralatan ini diadakan dengan harga mahal, tetapi tetap hilang dan tidak berfungsi, karena akinya, solar cell dan peralatan alat pendeteksi gempa dan tsunami tersebut hilang," kata dia.
Doni meminta agar aparat pemerintah dan masyarakat bisa bersama-sama menjaga alat mitigasi bencana.
"Pemerintah daerah harus menjaga alat-alat yang telah dihibahkan pemerintah pusat ke daerahnya. Seluruh elemen bangsa ini harus menjaga dan merawat alat ini. Pemerintah membiayai semua ini dari uang rakyat, jadi sudah kewajiban kita semua menjaganya," kata dia.
"Apabila ini sudah dilakukan dengan baik maka kita sudah menjadi pahlawan-pahlawan kemanusiaan, karena sudah mengurangi risiko korban bencana," tambahnya lagi.
Menurut peta yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia memiliki banyak daerah yang berpotensi dilanda tsunami, yakni:
Sepanjang Pantai Barat SumateraPantai Selatan JawaSelatan Nusa TenggaraUtara Nusa TenggaraPantai Timur ManadoKepulauan MalukuPantai Utara SulawesiBagian Barat SulawesiPulau-pulau kecil di AmbonPantai Utara Papua.
Oleh : Adhi Ahdiat
Editor: Sindu Dharmawan
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR8H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR8H